Strategi pada Masa Pergerakan Nasional Indonesia di Awal Kebangkitan Nasional
1. Organisasi-organisasi Masa Pergerakan Nasional
Memasuki abad XX organisasi pergerakan nasional mulai bermunculan. Organisasi-organisasi yang berkembang pada masa pergerakan nasional sebagai berikut.a. Organisasi Budi Utomo
Pada tanggal 20 Mei 1908 Wahidin Sudirohusodo dan mahasiswa STOVIA sepakat mendirikan Budi Utomo. Organisasi Budi Utomo ini pada awalnya bertujuan untuk menggalang dana belajar bagi pemuda Jawa. Budi Utomo memfokuskan aktivitasnya di bidang pendidikan dan kebudayaan. Pada tanggal 3-5 Oktober 1908 Budi Utomo mengadakan kongres di Yogyakarta. Kongres tersebut membicarakan tentang pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan bagi bangsa Indonesia.
b. Sejarah Singkat Sarekat Islam
Pada awalnya organisasi Sarekat Islam bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). SDI didirikan R.M. Tirtoadisuryo untuk melindungi hak-hak pedagang muslim dan pribumi dari monopoli dagang pedagang besar Tionghoa. Di tahun 1911 Samanhudi mengambil alih kepemimpinan SDI. Setahun kemudian SDI dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto yang kemudian menggantinya dengan nama Sarekat Islam (SI). Tujuan SI yaitu memajukan kegiatan perdagangan, membantu para anggota yang kesulitan dalam permodalan, memajukan ke-pentingan jasmani dan rohani masyarakat pribumi, serta memajukan pengajaran mengenai agama Islam.
c. Indische Partij (IP)
Indische Partij (IP) adalah pertama kali organisasi pergerakan nasional yang berhaluan politik. Organisasi ini di dirikan pada tanggl 25 Desember 1912 oleh Ernest Francis Douwes Dekker, Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), dan Cipto Mangunkusumo. IP bercita-cita untuk mensatukan berbagai golongan yang terdapat di Indonesia, baik golongan pribumi, Indo-Belanda, Cina, dan Arab. Tujuan IP (Indische Partij) adalah meraih kemerdekaan Bangsa Indonesia.
d. Sejarah Singkat PKI (Partai Komunis Indonesia)
Pada tanggal 9 Mei 1914 Sneevliet bersama J.A Brandsteder, HW.Dekker, dan Bersama mendirikan organisasi bermama Indische Sociaal Democratische Vereniging (ISDV). Pada tahun 1918 ISDV bergani nama menjadi Sociaal Democratische Arbieders Partij (SDAP) atau Partai Buruh Sosial Demokrat. Perubahan ini menimbulkan perpecahan dalam keanggotaan ISDV. Pada tanggal 20 Mei 1920 SDAP berubah nama menjadi Partai Komunis Hindia. Untuk mendapatkan dukungan rakyat, PKI melakukan propaganda secara besar-besaran dan berusaha menank pengkut dari kaum buruh.
e. Perhimpunan Indonesia (PI)
Pada tahun 1925 Indonesische Vereeniging mengubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Pada masa ini Perhimpunan Indonesia dipimpin oleh tokoh-tokoh baru seperti Ahmad Soebardjo, Iwa Kusumasumantri, J.B. Sitanala, Moh. Hatta, Sastromulyono, dan D. Mangunkusumo. Pada tahun 1926 jumlah anggota berkembang menjadi 36 orang dan sebagian besar telah mempunyai pengalaman menghadapi segala kebijakan pada masa pemerintah kolonial Belanda di Indonesia yg bersifat represif. Perhimpunan Indonesia memiliki empat asas organisasi yaitu kesatuan nasional, solidaritas, nonkooperatif, dan swadaya.
f. Taman Siswa
Taman Siswa didirkan oleh RM. Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Organisasi ini bergerak di bidang pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidkan merupakan cara efektif untuk meningkatkan derajat dan martabat bangsa. Secara tidak langsung, pendidikan juga merupakan bagian dari pergerakan mewujudkan jiwa kebangsaan dan pencapaian kemerdekaan.
g. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Pada tanggal 4 Juli 1927 Algemeene Studie Club mengadakan rapat di Bandung. Hasil rapat tersebut menyetujui membentuk Perserikatan Nasional Indonesia.Tokoh-tokoh yang tergabung dalam kepengurusan Perserikatan Nasional Indonesia yaitu Cipto Mangunkusumo, Anwari, Sartono, Iskaq Tjokroadisurjo, Soenarjo, Budiarto, dan Samsi. Perserikatan Nasional Indonesia merupakan organisasi bersifat radikal. Pada kongres pertama di Surabaya tahun 1928, Perserikatan Nasional Indonesia berubah menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI).
h. Organisasi Pemuda dan Kongres Pemuda
Pada awal abad XX golongan pemuda Indonesia adalah golongan yang terdidik. Mereka mendirikan berbagai organisasi seperti Tri Koro Dharmo, Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, dan Perhimpunan Indonesia. Melalui organisasi-organisasi tersebut para pemuda menyebarkan gagasan dan semangat nasionalisme Indonesia. Meskipun berlatar belakang organisasi yang berbeda, mereka berniat untuk membuat suatu wadah yang menyatukan mereka.
Pada tanggal 15 November 1925 beberapa organisasi pemuda mengadakan konferensi. Konferensi tersebut berhasil membentuk sebuah komite yang bertugas mempersiapkan Kongres I Pemuda. Pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 para pemuda mengadakan Kongres I Pemuda. Tujuan Kongres Pemuda 1 yakni mencapal persatuan Indonesia.
Pada bulan September 1926 para pemuda mendirikan organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPPI). PPPI bertujuan untuk memperjuangkan Indonesia merdeka dengan cara menghapuskan segala macam unsur yang bersifat kedaerahan. Pada tanggal 12 Agustus 1928 PPPI membentuk kepanitiaan untuk mempersiapkan Kongres II Pemuda. Kongres II Pemuda dihadiri oleh seluruh organisasi pemuda dari berbagai wilayah di Indonesia.
Beberapa keputusan Hasil Kongres Pemuda 2, sebagai berikut.
1) Lagu "Indonesia Raya" ditetapkan sebagai lagu kebangsaan.
2) Bendera Merah Putih ditetapkan sebagai bendera Indonesia.
3) Ikrar Sumpah Pemuda berbunyi:
Ikrar Sumpah Pemuda |
2. Perjuangan Melalui Volksraad
Volksraad merupakan sebuah dewan yang dibentuk Gubernur Jenderal Graaf von Limburgstirum. Volksraad sengaja dibentuk sebagai penasihat Gubernur Jenderal Hindia Belanda bukan sebagai parlemen perwakilan rakyat Indonesia. Akan tetapi, oleh beberapa aktivis pergerakan nasional, Volksraad digunakan Sebagai wadah perjuangan. Terdapat tiga kekuatan yang memiliki peran besar dalam Volksraad pada periode 1930-1942. Ketiga kekuatan tersebut sebagai berikut.a. Fraksi Nasional
Fraksi Nasional dibentuk pada tanggal 27 Januari 1930 di Jakarta atas ide Muhammad Husni Thamrin. Tujuan pembentukan Fraksi Nasional adalah menjamin kemerdekaan nasional dalam waktu sesingkat-singkatnya.Kegiatan pertama Fraksi Nasional adalah melakukan pembelaan terhadap pemimpin-pemimpin PNI yang ditangkap dalam sidang volksraad.
b. Petisi Sutardjo
Petisi Sutardjo merupakan usulan Ketua Persatuan Pegawai Bestuur, Sutardjo Kartohadikusumo kepada pemerintah kolonial Belanda. Petisi Sutardjo diajukan pada tanggal 15 Juli 1936 melalui sidang volksraad. Petisi Sutardjo berisi permohonan agar diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negeri Belanda.
c. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
Gabungan Politik Indonesia (GAPI) didirikan pada tanggal 21 Mei 1939 dalam rapat pendirian konsentrasi nasional di Jakarta. GAPI merupakan bentuk kerja sama partai-partai politik di Indonesia. GAPI juga bertindak sebagai penengah jika timbul perselisihan antara parta-partai. Pada tanggal 4 Juli 1939 GAPI mengadakan konferensi pertama dengan semboyan "Indonesia Berpariemen".
3. Persamaan dan Perbedaan Strategi Pergerakan Nasional Indonesia pada Awal Kebangkitan Nasional Sampai Proklamasi
Strategi perjuangan bangsa Indonesia mengalami perubahan memasuki abad XX. Pada masa ini perjuangan dilakukan melalui organisasi pergerakan nasional. Setiap organisasi pergerakan nasional memiliki strategi berbeda. Berikut strategi perjuangan pada masa pergerakan nasional.a. Strategi Bersifat Radikal dengan Taktik Nonkooperatif
Pada masa pergerakan nasional beberapa organisasi masyarakat dan partai politik menerapkan strategi radikal. Strategi radikal diterapkan dengan menggunakan cara yang keras dalam menentang kebijakan pemerintah kolonial. Taktik yang digunakan adalah nonkooperatif. Nonkooperatif berarti sikap tidak bersedia bekerja sama dengan pemerintah kolonial. Taktik ini menekankan pada perjuangan meraih kemerdekaan.
melalui usaha sendiri. Organisasi pergerakan yang menerapkan strategi radikal antara lain SI, Pl, PNI, PKI, Partindo, PNI Baru, Permi, dan PSI. Strategi bersifat radikal diwujudkan melalui beberapa kegiatan berikut.
1) Menggembleng semangat kebangsaan dan persatuan di kalangan rakyat melalui rapat umum, surat kabar, serta lembaga pendidikan.
2) Menuntut pemerintah kolonial agar memberi kebebasan bergerak kepada partai-partai.
3) Mengecam pemerintah kolonial yang melakukan tindakan sewenang-wenang.
b. Strategi Bersifat Moderat dengan Taktik Kooperatif
Strategi perjuangan bersifat moderat dilakukan dengan menghindari tindakan kekerasan atau perilaku ekstrem. Strategi ini menerapkan taktik koorperatif (kerja sama) dengan pemerintah kolonial. Para tokoh pergerakan moderat memiliki prinsip bahwa kemerdekaan ekonomi harus dicapai terlebih dahulu. Sementara itu, kegiatan politik untuk sementara waktu dilakukan melalui kerja sama dengan pihak kolonial. Organisasi pergerakan yang menggunakan strategi moderat antara lain Budi Utomo, PSII, dan Gerindo. Strategi bersifat moderat diterapkan melalui beberapa kegiatan berikut.
1) Mengirim wakilnya dalam dewan rakyat (volksraad) agar dapat memperjuangkan kepentingan rakyat.
2. Mengusahakan kesejahteraan rakyat di bidang ekonomi dan sosial (bank dan koperasi).
Meskipun setiap organisasi menerapkan strategi berbeda, perjuangan tetap ditujukan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Selain itu, setiap organisasi berupaya mengembangkan rasa dan sikap nasionalisme bangsa Indonesia. Organisasi pergerakan nasional juga memiliki karakteristik yang sama. Persamaan strategi perjuangan radikal dan moderat sebagai berikut.
1) Menggunakan organisasi sebagai alat perjuangan.
2) Perjuangannya sudah bersifat nasional, bukan kedaerahan.
3) Tidak menggunakan kekerasan senjata.
4) Perjuangannya dipimpin oleh tokoh-tokoh agama, kaum terpelajar, tokoh-tokoh pemuda, dan tokoh-tokoh masyarakat.
Strategi pada Masa Pergerakan Nasional Indonesia di Awal Kebangkitan Nasional
4/
5
Oleh
zedukasi
Haaa
ReplyDelete